Membongkar Cara PENIPUAN Berkedok Broker Forex

Kita Membongkar Cara PENIPUAN Berkedok Broker Forex untuk temen-temen trader semua agar berhati-hati dalam memili broker karena kita akan menginvestasikan dana kita ke mereka.


Salah satu kunci penting kesuksesan trading adalah pada brokernya. Meskipun kita profit besar namun ternyata uang kita tidak bisa diambil gara-gara broker curang, maka itu juga sama dengan Margin Call.


Trading di broker yang aman adalah salah satu komponen utama untuk memastikan keberhasilan trading Anda. Bayangkan bila Anda sudah punya strategi dan psikologi trading yang matang, namun broker Anda ternyata kerap berbuat curang. Semua upaya dan kerja keras tentu akan terbuang sia-sia.


Bagaimanapun juga, fasilitas trading utama seperti platform, kuotasi harga, dan eksekusi order, semuanya disediakan oleh broker.

Maka, tidak heran bila sebuah broker benar-benar berniat untuk memanipulasi trading kliennya, maka cara trading sebagus apapun, dan kondisi mental setenang apapun, tidak akan banyak membantu keselamatan akun trading Anda.


Membongkar Cara PENIPUAN Berkedok Broker Forex


Terdengar mengerikan memang, namun itulah fakta dibalik bisnis perbrokeran. Mereka memang sudah mendapat profit dari biaya komisi ataupun spread, namun tetap saja selalu ada cara curang dilakukan untuk memperoleh keuntungan lebih. Dari sekian banyak bentuk trik broker, berikut 6 cara kecurangan yang paling umum dilakukan:

  • 1. Berburu stop loss
Broker yang kerap melakukan ini juga disebut sebagai "stop loss hunter". Dengan bantuan dari robot jenis tertentu, broker memonitor trading kliennya dan memanipulasi spread.

Tidak hanya menggunakan robot, broker juga ada yang mempekerjakan tenaga ahli khusus untuk melaksanakan perbuatan curangnya. 

Trik ini diterapkan agar posisi trading cepat terkena stop loss saat harga bergerak melawan order Anda.

Misalnya, Anda membuka posisi sell EUR/USD di 1.3180 dengan menempatkan stop loss di 1.3280. Saat harga bergerak naik sampai ke 1.3275, selisih posisi short Anda dari stop loss hanya berjarak 5 pips.

Katakanlah biaya spread awal 2 pips, maka hanya ada 3 pips tersisa sebelum order tersebut menyentuh stop loss. Dalam situasi seperti ini, stop loss hunter akan melebarkan spread yang tadinya 2 pips menjadi 5 pips, sehingga order short Anda ditutup dengan stop loss dan sudah pasti rugi.

Tindakan seperti ini sulit dikenali karena kebanyakan trader akan mengira bahwa diri mereka-lah yang salah ambil posisi.


  • 2. Markup spread
Nah, yang satu ini berkaitan dengan trik broker-broker ECN/STP. Walaupun mereka mengklaim bisa mentransfer order langsung ke penyedia likuiditas, namun tidak semua broker jenis ini menerapkan spread asli dari provider.

Broker ECN/STP pada dasarnya sudah memperoleh pendapatan dari komisi per order. Hanya saja, beberapa di antara mereka yang ingin untung lebih banyak akhirnya mengambil jalan curang.

Dengan melakukan markup pada spread, sebuah broker ECN/STP akan menambahkan ekstra pip ke dalam spread dasar dari penyedia likuiditas. 

Umpamanya spread dasar EUR/USD 0.5 pip, mereka akan menambahkan 1 pip sehingga spread yang ditanggung trader berjumlah 1.5 pip. Jika ditambah dengan komisi order yang biasa diterapkan, maka pendapatan broker tentu akan berlipat.




Bagaimana cara mengetahui broker yang menambahkan markup? Percaya atau tidak, Anda bisa menanyakan langsung hal ini ke broker.

Sebagian broker ECN/STP ada yang terang-terangan menyatakan bahwa mereka me-markup spread, karena mereka merasa berhak melakukannya. 

Sementara untuk menelusuri keaslian spread dari suatu broker ECN/STP yang (mungkin saja) menutup-nutupi markup spread-nya, Anda bisa secara langsung membandingkan spread broker tersebut dengan spread market yang sebenarnya.

Selisih spread normal di market biasanya sangat rendah. Bahkan untuk pair cross semacam GBP/JPY, spread yang ditawarkan oleh penyedia likuiditas saat ini bisa hanya mencapai 3 pip.


  • 3. Slippage

Ini dia contoh kasus yang sering dibicarakan trader ritel. Slippage pada dasarnya adalah tereksekusinya order di harga yang tidak dipesan.

Kondisi ini bisa terjadi saat market sedang sangat aktif karena ada lonjakan volatilitas.

Namun ini hanya wajar berlaku untuk broker ECN/STP, mengingat sistem kerja mereka yang mengirim order ke penyedia likuiditas.

Proses tersebut memang berjalan secara otomatis, namun jelas memerlukan waktu karena adanya latensi (interval waktu dalam transfer data dari klien ke server penyedia likuiditas). Ketika market sangat aktif, volatilitas harga akan meningkat cepat, jadi tidak heran bila order bisa tereksekusi di level yang berbeda dengan harga yang sebelumnya Anda pesan. Dalam hal ini, slippage adalah wajar.

Tetapi di broker market maker, pergerakan harga sebenarnya relatif lebih tenang dan tidak terlalu volatil. Mereka bisa menentukan harga bid-ask sendiri dan dengan demikian lebih mudah memanipulasi trading kliennya. Slippage adalah salah satu cara yang mereka gunakan untuk mengurangi profit maupun menambah loss klien.


Sebagai contoh,

Anda open buy EUR/USD dengan harga beli 1.3120, namun sesudah meng-klik tombol buy, order tersebut justru tereksekusi di level 1.3135.

Dalam skenario harga benar-benar naik ke 1.3140, profit yang semestinya berjumlah 20 pip hanya akan bernilai 5 pip.

Namun jika harga justru turun misalkan hingga ke 1.3110, maka kerugian Anda bisa mencapai 35 pip. Padahal jika tereksekusi di harga normal loss Anda hanya akan sebesar 10 pip. Inipun belum ditambah biaya spread.

  • 4. Requote

Requote adalah tertundanya eksekusi trading, dimana broker akan menawarkan kuotasi harga baru (yang kurang menguntungkan) agar Anda bisa melanjutkan entry. Tindakan ini biasanya dilakukan untuk mencegah trader memanen profit saat akan mengambil posisi sesuai arah tren.



Misalnya, ketika harga sedang turun tajam, Anda memutuskan untuk melangkah masuk dengan entry sell. Namun broker justru men-delay posisi short Anda dan baru menawarkan requote saat harga sudah turun lagi ke level yang lebih rendah.

Dengan demikian, jelas Anda akan kesulitan memperoleh profit maksimal jika broker sering melakukan requote.


  • 5. Utak-atik Swap

Swap adalah komisi yang harus Anda bayarkan ketika punya posisi menginap. Besar biayanya dihitung dari selisih bunga Bank Sentral yang berkaitan dengan pair mata uang trading Anda.

Secara umum, besaran swap memang bisa berbeda antar broker. Namun lihat dulu perbandingan antara swap broker dengan swap hasil perhitungan suku bunga acuan bank sentral.

Jika masih dalam batasan normal, maka ini bisa dibiarkan saja. Namun bila terlalu tinggi, ini bisa jadi pertanda broker terlalu banyak mengambil keuntungan.

Para trader jangka panjang yang biasanya membiarkan posisi terbuka hingga berhari-hari, jelas akan merasa terbebani jika terkena swap negatif yang terlalu besar.

Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa ada swap negatif dan swap positif. Jika swap negatif merupakan beban bagi trader, maka swap positif adalah pendapatan ekstra bagi trader. Tapi, kadang-kadang ada broker yang hanya membebankan swap negatif saja, tetapi tidak memberikan swap positif.

  • 6. Leverage tinggi

Pada awalnya, leverage dianggap sebagai fitur ampuh untuk mendukung trader mengambil ukuran trading yang lebih besar dari kekuatan modalnya.

Tapi fasilitas ini juga bisa menyebabkan akun rentan terhadap margin call jika digunakan secara berlebihan. 

Ketika broker market maker menawarkan leverage hingga ribuan bahkan mencapai 1:2000, hal itu bisa jadi bukanlah untuk membantu tapi justru untuk menjerumuskan akun Anda, karena money management akan semakin kompleks ketika leverage makin tinggi.

Yang paling memungkinkan untuk menerapkan leverage tinggi adalah broker market maker. Broker ECN/STP tidak bisa mencantumkan leverage hingga ribuan, karena meski setiap wilayah punya undang-undang berbeda tentang ini, tetapi penyedia likuiditas tidak mungkin menangani risiko penggunaan leverage yang terlalu tinggi.

----------------------

Setelah mengetahui 6 aspek di atas, bukan berarti Anda bisa langsung menuduh suatu broker scam hanya karena Anda loss, baik akibat sering terkena stop loss maupun slippage.

Banyak trader langsung "merasa dicurangi" brokernya setelah membaca sedikit informasi tentang trik curang broker, tanpa benar-benar mendalami informasi yang sebenarnya. Jalan yang terbaik adalah melakukan trading menggunakan jasa broker yang sudah umum dan betul-betul dikenal saja. Jangan melakukan coba-coba menggunakan jasa broker-broker yang tidak jelas.

Semoga ulasan Membongkar Cara PENIPUAN Berkedok Broker Forex  ini bermanfaat untuk kita semua para trader forex agar tidak salah dalam memilih broker.