Daftar Indikator Trading Forex Terbaik PALING POPULER Di Dunia

Berikut adalah Daftar Indikator Trading Forex Terbaik PALING POPULER Di Dunia yang wajib Anda ketahui agar tahu sebenarnya indikator manakah yang sudah betul-betuldiakui oleh para trader sukses di seluruh dunia.



Dengan mengetahui Daftar Indikator Trading Forex Terbaik PALING POPULER Di Dunia ini maka Anda akan lebih bisa berkonsentrasi dalam mendalami indikator atau mengembangkan trading system dengan menggunakan indikator tersebut.


Ulasan TOP 4 Indikator PALING POPULER Digunakan Trader Forex Seluruh Dunia ini saya harapkan bisa menjadi titik penting Anda dalam menguasai teknikal trading forex.

Penggunaan Indikator layaknya makanan pendamping untuk main course, seringkali dikesampingkan oleh Trader karena bagi mereka justru membingungkan karena ujung-ujungnya malah memberikan false signal.

Yah, sebagian besar hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh ketidakterampilan trader untuk mempergunakan indikator.

Padahal, kesalahan tersebut bisa saja terjadi karena Trader A menggunakan indikator X secara eksklusif (tanpa bantuan indikator lain), misalnya saat indikator tersebut memunculkan sinyal untuk posisi buy atau sell, justru kondisi pasar sudah jenuh (overbought atau oversold) sehingga trend terkoreksi melawan prediksi trader A tadi.

Sampai di sini mungkin Anda akan bertanya, "Jika satu indikator saja tidak cukup maka harus pakai indikator apalagi?"


Daftar Indikator Trading Forex Terbaik PALING POPULER Di Dunia


Berikut adalah beberapa indikator-indikator populer yang sering digunakan oleh trader dan layak Anda pelajari, dengan harapan indikator-indikator ini mampu mempertajam analisa Anda terhadap trend pasar:

1. Indikator Moving Averages

Bisa dikatakan Moving Averages adalah "cinta pertama" bagi para Trader pemula, begitu mengesankan dan sulit dilupakan. Kesederhanaan dalam penggunaanya adalah alasan utama mengapa Indikator ini menjadi pilihan favorit.

Cukup gunakan beberapa garis MA (Moving Average), di mana satu MA berperiode panjang (100, 200) akan menjadi patokan bagi trader untuk membaca kapan terjadinya uptrend atau downtrend.



Misalnya pada waktu uptrend terjadi, tambahkan beberapa garis MA berperiode pendek (10, 20), awasilah posisi MA berperiode pendek tadi, jika posisinya mulai berpotongan dengan MA berperiode panjang bersiaplah pada posisi buy.




2. MACD (Moving Averages Convergence Divergence)

Turunan dari Moving Averages ini umumnya menggunakan dua EMA (exponential moving averages) berperiode 12 (fast length) dan 26 (slow length). Dua garis EMA dikalkulasikan dengan mengurangi EMA berperiode 26 dari EMA berperiode 12. Selain itu, EMA berperiode 9 ditambahkan untuk mempertegas sinyal buy atau sell.

Sinyal buy biasanya ditangkap saat fast length memotong slow length dan bergerak ke atas, atau sinyal sell saat fast length memotong slow length dan bergerak turun.



3. RSI (Relative Strength Index)

Indikator RSI digunakan untuk menentukan kondisi overbought atau oversold pada waktu trend sedang terjadi. Skala RSI dimulai dari range 0 sampai 100, di mana saat garis menyentuh skala 70 ke atas maka bisa disimpulkan kondisi pasar sudah overbought. Sebaliknya, saat garis menyentuh skala 30 ke bawah maka pasar dalam kondisi oversold.


Katakanlah pasar dalam kondisi uptrend, di mana garis akan berada di sekitar range 70 keatas selama waktu berkelanjutan. Pada saat tersebut, jika garis bergerak turun ke range 50 lalu kembali merangkak naik, bersiaplah pada posisi Buy. Kenapa menunggu sampai ke range 50? Karena pada saat uptrend, garis akan turun di bawah 30 hanya pada saat pasar mengalami reversal.


4. OBV (On Balance Volume)


Volume transaksi pasar didasarkan pada asumsi bahwa idealnya volume mengonfirmasi trend pasar, di mana kenaikan harga pasar akan diikuti oleh naiknya OBV, sedangkan penurunan harga pasar akan diikuti oleh turunnya OBV.

Tentu saja kondisi pasar tidak selalu ideal, maka dari itu bila garis OBV merangkak naik namun harga pasar masih stagnan, ada kemungkinan besar harga pasar akan mengikuti OBV.

Begitu juga saat harga naik tapi OBV menunjukkan penurunan atau stagnasi, bisa jadi harga pasar telah mendekati puncak.


Setelah Anda mulai belajar untuk menggunakan indikator-indikator di atas, Anda akan menyadari pentingnya menggunakan lebih dari satu macam indikator untuk membaca situasi pasar.

Misalnya saat Anda menggunakan MA, maka MA akan memberikan sinyal trading yang biasanya agak terlambat karena MA memang merupakan lagging indicator.

Di situlah dibutuhkan indikator lain seperti RSI untuk menentukan apakah saat Anda pada posisi open, market sudah tersaturasi atau belum.

Semoga ulasan Daftar Indikator Trading Forex Terbaik PALING POPULER Di Dunia ini bermanfaat untuk kita semua para trader forex Indonesia.